Cermin Rias Ibu
Cerpen Denny Prabowo Cermin itu telah pecah, setelah sekian lama menawan bayangan wajah Ibu. Aku tak lagi hanya bisa mengadu pada bayangan. Aku ingin Ibu. Tapi setelah cermin itu pecah tak juga aku berhasil mengeluarkan Ibu dari dalamnya. Pecahan kaca yang terserak di lantai malah menjelmakan bayangan Ibu sebanyak jumlah pecahan kaca yang basah oleh darah. Dahulu Ibu sering berlama-lama menatap dirinya lewat pantulan cermin. Diam-diam aku suka mengintipnya dari lubang kunci, sebab Ibu seperti tak ingin membiarkan siapa pun melihatnya dalam keadaan itu. Dia seperti ingin berdua saja dengan bayangan dirinya di dalam cermin. Di atas ranjang Ayah terlentang dengan tubuh yang hampir seluruhnya telanjang. Tertidur pulas. Serupa bayi dua belas bulan yang baru saja selesai dimandikan, belum sempat dihanduki. Aku selalu melihat pemandangan itu, setiap kali Ayah pulang ke rumah, setelah sekian lama pergi menjaring rejeki di tengah lautan. Tak tentu waktu Ayah pulang. Terkadan...