Idul fitri 1432 H. di "Jl. Malboro Denpasar"

           Tahun ini kembali tidak sedikit muslim di Indonesia di buat "bingung" untuk ketetapan jatuhnya 1 Syawal 1432 H. Muhammadiyah salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, sehari sebelumnya secara resmi menyatakan 1 syawal 1432 H. jatuh pada tanggal 30 Agustus 2011. berbeda dengan ketetapan pemerintah yang menetapkan 1 syawal jatuh pada hari rabu tanggal 31 agustus 2011. Kedunya menggunakan metode yang diambil dengan cara yang sudah sangat akrab kita dengar yaitu hisab dan rukyat, sehingga langkah yang mereka ambil mengandung alasan yang bisa dipertanggung jawabkan.
         Untuk wilayah Denpasar tepatnya di Mushola Ar-Rahman Jl. Pura Demak yang tekenal sebagai komunitas Muslim di wilayah Denpasar pelaksanakan sholat idhul fitri dilaksanakan sesuai dengan ketetapan pemerintah yaitu tanggal 31 Agustus 2011, tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan sholat idul fitri di tempat lain di Indonesia, sholat idul fitri di Mushola Ar-Rahman juga ramai oleh jamaah laki-laki maupun perempuan, untuk imam dan jamaah laki-laki berada di luar sedangkan jamaah wanitanya berada di dalam, pembagian shaf yang sudah di tata dan gesitnya panitia dalam mengarahkan dan mengatur jamaah membuat pelaksanaanya berlangsung lancar dan khidmat. beberapa hal yang mungkin berbeda dengan kebanyakan pelaksanaan sholat Ied di Jawa atau di tempat lain adalah adanya pecalang yang membantu pengamanan, dalam masyarakat Bali pecalang adalah satuan petugas keamanan tradisional di Bali yang bertugas untuk membantu dan mengamankan berbagai acara ritual keagamaan umat Hindu, setidaknya kehadiraknnya membuktikan adanya toleransi antar umat beragama  di Bali, selain itu makanan khas "ketupat" yang lazim ditemui ketika perayaan idul fitri, sangat sulit di temui di  sekitaran Jl. Malboro dan sekitarnya, ketupat yang identik dengan lebaran menjadi barang langka. sangat sulit menemui keluarga Muslim yang sedang menyantap ketupat setelah melangsungkan sholat Ied, untuk  penjual ketupat lengkap dengan opor tidak ada sama sekali, ketika saya menyambangi salah satu warung muslim betapa senangnya saya karena melihat beberapa bungkus ketupat yang masih utuh, tapi ternyata memang ketupat tersebut tidak untuk di Jual." maaf mas ketupatnya ngk utuk dijual" ujarnya dengan dialek jawa yang kental, kemudian menuturkan kalau memang ketupat khas lebaran sulit untuk ditemui di Bali. setelah beberapa kali mencari disetiap warung muslim yang masih buka. ternyata memang tidak ada. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Patung Satria Gatot Kaca

Pasar Badung-Bali

Menikmati malam di Pasar Kreneng Denpasar